
“Di akhir tahun kemarin, ada sempat ngobrol juga sama Binpres (Bidang Pembinaan dan Prestasi) sama pelatih, ada tawaran untuk kami berdua.”
“‘Mau gimana, gabung lagi ke Pelatnas PBSI apa enggak?’, begitu,” jelas Sabar dalam konferensi pers partai final ganda putra Indonesia Open 2025, Minggu (8/6/2025).
Namun, Sabar/Reza berakhir menolak tawaran itu. Mereka mempertimbangkan sponsor yang selalu mendukung dan menyokong mereka selama perjalanan karier profesional.
Sabar/Reza sangat menghargai dan bersyukur atas dukungan tiada henti dari sponsor mereka.
“Bukannya kami tidak mau bergabung dengan national team, tapi kami merasa ketika kami kemarin lagi merangkak tuh, kami sudah sama sponsor yang sekarang menaungi kami,” kata Sabar.
Meskipun begitu, Sabar/Reza pun terbuka jika PBSI yang menaungi Pelatnas ingin mengundang mereka untuk ikut berlatih di sana, dalam kapasitas sebagai lawan latih tanding alias partner sparring.
“Kalau sparring di Pelatnas, pastinya pengin juga saya, cuma kami kan enggak tahu kan nantinya gimana di Pelatnas ya,” kata Reza.
Menurut Reza, pilihan menjadi partner sparing di Pelatnas akan sangat menguntungkan.
Pasalnya, mencari lawan latih tanding yang sepadan dengan level mereka dari luar Pelatnas, terbilang sulit dilakukan.
Selama berkarier sebagai atlet profesional, Sabar/Reza sering berlatih di GOR Gideon Badminton Hall milik Marcus Fernaldi Gideon.
Terkadang, Marcus Gideon diketahui ikut bermain bersama mereka untuk persiapan pertandingan. Namun, ada kalanya Marcus tidak ada di lapangan.
Di saat-saat seperti itu, anak-anak taruna yang ada di sana menjadi satu-satunya pilihan Sabar/Reza untuk berlatih bersama.
Menurut Reza, terdapat perbedaan tekanan yang sangat jauh dari berlatih bersama anak-anak dan menghadapi pemain kelas dunia saat pertandingan.
“Di luar itu yang paling susah itu dari sparring-nya, karena juga dari segi pola main itu pastinya dari tekanannya semuanya beda,” katanya.